berbagi ilmu tidak mengurangi ilmu yang kita punya. tetapi dengan berbagi ilmu kita akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita.

Kamis, 08 Maret 2012

KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Berikut ini adalah definisi dari budaya menurut para ahli:

-Koentjaraningrat
     Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

-Ki Hajar Dewantara

     Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

-Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

-M. Jacobs dan B.J. Stern

Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.[Sumber]

begitu juga dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengatakan "Kebudayaan Bukan Sebatas Seni" yang saya ambil dari MediaIndonesia.com

Selasa, 20 Desember 2011 02:03 WIB
Sultan Hamengku Buwono X:
Kebudayaan Bukan Sebatas Seni
YOGYAKARTA--MICOM: Kebudayaan selama ini sering disalahartikan sebatas seni, padahal sesungguhnya kebudayaan meliputiseluruh aspek kehidupan, kata Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X.

"Segala hasil karya cipta, rasa, dan karsa atau akal budi dipahami sebagai kebudayaan," katanya dalam sambutan yang dibacakan kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GBPH Prabukusumo dalam acara penyerahan Anugerah Hamengku Buwono IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) kepada budayawan Goenawan Mohamad di Yogyakarta, Senin (19/12).

Dengan demikian, menurut dia, kemandirian bangsa dalam bidang kebudayaan dapat disebut sebagai perwujudan nyata hasil karya cipta, rasa, dan karsa Bangsa Indonesia yang bersumber dari genius lokal.

"Maksudnya adalah kemampuan Bangsa Indonesia dalam mengolah budaya lokal dengan berbagai budaya dari luar. Dari fakta sejarah itu tampaknya kemandirian bangsa di bidang kebudayaan harus terbuka dari pengaruh asing lewat dialog yang berkesinambungan," katanya.

Ia mengatakan tidak dapat dimungkiri kapital mampu melakukan perubahan secara massal. Kapital menjadi alat perubahan kebudayaan yang paling revolusioner.

"Berdasarkan pemikiran tersebut kemandirian kebudyaaan kita dihadapkan pada sesuatu yang pelik dan kompleks," kata Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Di satu pihak, menurut dia, ada idealisme agar kebudayaan berbasis genius lokal tidak tergusur, sedangkan di pihak lain globalisasi dan pasar bebas menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Akhirnya, kapitalisme mampu meningkatkan kualitas kebudayaan materiil mulai dari alat pertanian, alat rumah tangga hingga teknologi transportasi dan komunikasi. Buktinya, hal itu telah mampu menggeser desa yang sangat lokal dan terpencil menjadi desa yang global.

"Di satu sisi kita melihat terjadinya fundamentalisme agama yang eksklusif, pertarungan dan perebutan kapital yang melahirkan terorisme, sedangkan di sisi lain kita juga melihat terjadinya penyesuaian bahkan tiruan budaya hampir di segala bidang kehidupan termasuk kehidupan politik," katanya.

Akhirnya, menurut dia, kemandiriian kebudayaan menjadi persoalan bangsa yang kompleks, karena keterlibatan kapitalisme penuh dengan monopoli dan hegemoni serta menciptakan tingkat kesenjangan yang tinggi.

Dalam konteks itu, kemandirian kebudayaan harus dilihat secara komprehensif sebagai wujud identitas suatu bangsa, di antaranya kemampuan masyarakat dan negara mengembangkan genius lokal di tengah kebudayaan yang terus berubah.

"Kesinambungan budaya harus terus disambung tanpa putus, sehingga membentuk sebuah cerita yang utuh dari kebudayaan kita yang dinamis," kata Sultan. (Ant/OL-2)
[Sumber]

pendapat saya sebuah KEBUADAYAAN merupakan warisan dari nenek myang kita dari jama dahulu yang hendaknya harus kita jaga dan juga kita lestarikan agar warisan dari nenek moyang kita dahulu yang berupa sebuah KEBUDAYAAN tidak akan hilang dan kita bisa mewariskannya lagi kepada anak cucu kita akan KEBUDAYAAN yang ada, apalagi di Indonesia kaya sekali denganKEBUDAYAAN dari sabang sampai merauke pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Dari definisi dari beberapa ahli diatas maka saya dapat mengambil kesimpulan bahwa kebudayaan adalah sebuah hasil pemikiran,gagasan, dan hasil karya manusia yang mencakup semua aspek pengetahuan,kepercayaan, kesenian, adat istiadat yang dipelihara dan diberikan secara turun-temurun kepada masyarakat.

saya sangat setuju sekali dengan pendapat Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengatakan bahwa "Kebudayaan selama ini sering disalahartikan sebatas seni, padahal sesungguhnya kebudayaan meliputiseluruh aspek kehidupan". ya kebudayaan memang bukanlah hanya sebatas seni semata, karena menurut saya kebudayaan mencakup seluruh aspek kehidupan tidak hanya seni semata. kebudayaan pun merupakan cermin prilaku sebuah masyarakat.

Namun sayangnya sekarang ini KEBUDAYAAN nenek moyang kita dahulu sudah mulai tergerus oleh zaman. Tersingkir dengan hal-hal yang lebih modern dan canggih, dan lama kelamaan mulai memudar dan akan hilang, sangat disayangkan

Zaman sekarang masyarakat terutama generasi mudanya memiliki sedikit sekali kesadaran dan ketertarikan akan KEBUDAYAAN kita dahulu, mereka lebih tertarik oleh kebudayaan-kebudayaan luar,apalagi kebudayaan Barat. Merekan menganggap bahwa kebudayaan luar itu lebih modern dan lebih gaul daripada KEBUDAYAAN kita sendiri yang katanya kuno, ketinggalan. Sehingga ada anggapan bahwa kalau kita tidak mengikuti kebudayaan luar dibilang katro, ga gaul dan semacamnya. Liat saja di sekeliling kita lebih banyak kita melihat hal-hal kebudayaan luar daripada kebudayaan kita sendiri. Sebagai contoh adalah gaya berpakaian  masyarakat kita terutama anak mudanya yang kebanyakan menganut mode luar  dengan pakaian yang sangat sexy dan terbuka dimana-mana seperti budaya luar,terutama dikota-kota besar seperti di Jakarta ini.jarang sekali kita melihat seseorang mengenakan kebaya untuk dipakai sehari-hari atau untuk berpergian.

Namun menurut saya kebudayaan dari luar itu sangatlah Berbahaya, apalagi kalau masuk begitu saja tidak disaring terlebih dahulu.karena kenapa?? Karena buadaya dari luar terutama budaya barat sangatlah bertolak belakang dengan kebudayaan yang kita miliki, yang KEBUDAYAAN kita cenderung lebih ke Timur-Timuran.

Memang kesadaran masyarakat akan KEBUDAYAAN sendiri sudah mulai memudar mereka baru sadar akan kekayaan budaya kita setelah Bangsa lain yang ini dengan KEBUDAYAAN asli kita mengaku-ngaku milik mereka. Sebagai contohnya adalah Batik dan juga angklung, sebelum terjadi peristiwa Malaysia mengaku bahwa Batik dan Angklung adalah kebudayaan mereka  masyarakat termasuk pemerintahnya sangatlah cuek, namun setelah peristiwa itu barulah masyarakat sadar akan kebudayaan kita.

Oleh sebab itu marilah kita menjaga dan melestarikan KEBUDAYAAN  yang kita punya. Karena nenek moyang kita sangatlah hebat dan juga kreatif dengan ilmu pengetahuannya sehingga dapat melahirkan KEBUDAYAAN yang sangat hebat ini. Peliharalah dan lestarikanlah KEBUDAYAAN yang kita miliki agar anak cucu kita dapat mengetahui KEBUDAYAAN yang kita punya jangan mereka hanya tau kebudayaan luar saja.

Dan satu lagi bahwa KEBUDAYAAN kita ini sangatlah terkenal di dunia luar. Mereka bahkan ingin belajar dan mendalami KEBUDAYAAN yang kita miliki. Jadi kenapa kita harus mengikuti budaya luara kalau budaya kita saja banyak orang luar yang ingin mengetahuinya. Jangan sampai orang luar lebih mengetahui budaya kita daripada kita sendiri. Jadi marilah kita melestarikan KEBUDAYAAN yang kita miliki ini.

0 comments:

Posting Komentar